
Pricing Strategy Using Psychology Trick
Webinar yang diselenggarakan oleh @karyanoesantara bernama “UMKM Talks” pada tanggal 18 Februari 2022 dihadiri oleh banyak UMKM dan rekan-rekan yang mau memulai bisnis.
Salah satu narasumber UMKM Talks 45 adalah Project Manager dari @bahasabisnis.id yaitu Raden Shafira Destiana, S.M.
Selain narasumber memaparkan materi, diadakan diskusi panel selama 60 menit dimana para UMKM diberikan kesempatan menanyakan secara langsung kepada narasumber (open mic) maupun bertanya melalui kolom komentar.
Bagaimana Menetapkan Harga?
Sebelum menetapkan harga, perlunya menghadapi beberapa langkah terlebih dahulu. Langkah ini dapat dikatakan berputar.
Dimulai dari strategi menentukan modal sehingga menghasilnya harga yang tepat. Namun, harga yang tepat merupakan relatif yaitu tergantung pasar.
Setelah menentukan pasar (penetapan harga premium atau tidak) maka dilakukan strategi harga tersebut, termasuk harga psikologis yang akan dibahas.
Menentukan Modal
Menghitung modal merupakan langkah krusial. Ada tiga jenis biaya yang perlu diperhatikan yaitu biaya bahan baku, biaya tenaga kerja dan biaya overhead.
Setelah dapat menentukan modal, kita dapat menentukan harga jual atau Margin Pricing dengan rumus:
Margin = (Harga Jual – Harga Modal) : Harga Jual
Tujuan utama menghitung Margin Pricing yaitu agar harga yang ditawarkan ke konsumen dapat bersaing dan tidak merugi.
Menentukan Pasar
Harga yang ideal merupakan relatif. Kita perlu menargetkan pasar kita secara tepat karena setiap pasar memiliki karakteristik yang berbeda.
Sebagai contoh, ada Bella yang merupakan mahasiswa dan bu Ani yang merupakan pengusaha. Keduanya memiliki satu kesamaan gender yaitu wanita. Namun, perlu digaris bawahi bahwa karakteristik mereka berbeda.
Salah satu pembedanya yaitu contoh produk tas. Bella menginginkan tas yang harganya lebih murah karena mahasiswa, sedangkan bu Ani menginginkan premium dan tidak mempermasalahkan harga asalkan kualitas terbaik.
Strategi Harga Psikologis
Strategi harga psikologis seperti yang diilustrasikan. Suatu barang yang memiliki label harga Rp. 99.999 maka seseorang akan berpikir bahwa harga acuan tersebut sebesar Rp. 90.000 sehingga belum mencapai Rp. 100.000
Beberapa riset membuktikan penjual yang memasang harga ganjil, akan membuat efek kepada pembeli bahwa harga yang diberikan lebih murah.
Kenapa itu bisa terjadi? Hal ini disebabkan di bawah alam sadar manusia memproses bahwa harga ganjil lebih murah dibandingkan harga genap.
Ada beberapa alternatif strategi harga psikologis, yang paling sering yaitu Charm Pricing (Rp.99.999), harga coret, buy one get one, buy 2 discount 10% dan sebagainya.
Strategi harga psikologis digunakan untuk menguji otak pelanggan dengan menciptakan “persepsi” barang tersebut terkesan lebih murah. Padahal harga tersebut sudah dipertimbangkan oleh pebisnis agar tidak merugi. Itulah yang dimakan strategi.
Nah, kalau Sobat Bahasa Bisnis lebih suka menggunakan strategi harga psikologis yang mana nih?
Salam Bahasa Bisnis,
Shafira Destiana
Leave a Comment