
4 Rumus Keuangan dalam Bisnis dan Contoh Perhitungannya
Saat menjalankan bisnis, banyak orang fokus pada penjualan dan operasional tanpa benar-benar memahami kondisi keuangan mereka. Sobat BasBis tau gak ternyata beberapa pebisnis hanya melihat saldo rekening atau berpikir bahwa selama ada pemasukan lebih banyak dari pengeluaran, bisnis baik-baik saja. Padahal, mengelola keuangan dengan benar sangat penting agar bisnis bisa berkembang dan bertahan dalam jangka panjang. Dengan memahami rumus keuangan yang tepat, kamu bisa mengetahui apakah bisnis benar-benar untung atau tidak, merencanakan strategi selanjutnya dengan lebih matang, serta mengidentifikasi masalah keuangan sebelum menjadi ancaman besar.
Oleh karena itu penting bagi kalian para pelaku usaha untuk memahami rumus-rumus keuangan yang penting untuk bisnis Anda. MinBis spill rumus sederhana untuk mengatur keuangan bagi kalian pebisnis pemula, sebagai berikut:
1. Laba Bersih
Salah satu rumus paling dasar dalam bisnis adalah laba bersih. Cara menghitungnya cukup sederhana:
Laba Bersih = Pendapatan – Semua Biaya
Ini adalah indikator utama apakah bisnis kamu menguntungkan atau tidak. Misalnya, jika pendapatan bisnis mencapai Rp10 juta, tetapi biaya operasional sebesar Rp7 juta, maka laba bersih yang kamu peroleh adalah Rp3 juta. Jangan sampai hanya fokus pada omzet tinggi, tapi tidak memperhitungkan berapa keuntungan yang benar-benar masuk ke kantongmu.
2. Cash Flow (Arus Kas)
Memahami cash flow sangat penting agar bisnis tetap berjalan lancar. Rumusnya adalah:
Cash Flow = Cash In – Cash Out
Arus kas menunjukkan jumlah uang yang benar-benar tersedia setelah semua pemasukan dan pengeluaran dihitung.
Contohnya, jika total penjualan bulan ini Rp8 juta, tetapi pengeluaran bisnis termasuk biaya operasional dan hutang mencapai Rp9 juta, maka cash flow kamu negatif Rp1 juta. Ini berbahaya karena meskipun bisnis terlihat menguntungkan di atas kertas, tanpa arus kas yang sehat, bisnis bisa kesulitan membayar kewajiban dan beresiko bangkrut.
3. Rasio Laba Kotor (Gross Profit Margin)
Untuk mengetahui seberapa besar keuntungan yang didapat dari penjualan setelah dikurangi biaya produksi, kamu bisa menggunakan rumus:
Rasio Laba Kotor (%) = (Laba Kotor ÷ Pendapatan) x 100
Misalnya, jika pendapatan bisnis sebesar Rp10 juta dan laba kotor yang diperoleh Rp6 juta, maka rasio laba kotornya adalah 60%. Jika angka ini terlalu kecil, bisa jadi harga jual terlalu rendah atau biaya produksi terlalu tinggi. Memahami rasio ini membantu kamu mengevaluasi strategi harga dan efisiensi biaya.
4. Break Even Point (BEP)
BEP atau titik impas adalah kondisi di mana bisnis tidak mengalami keuntungan atau kerugian, artinya semua biaya sudah tertutup dari pendapatan. Rumusnya:
BEP = Total Biaya Tetap
(Harga Jual – Biaya Variabel)
Contohnya, jika biaya tetap bisnis kamu Rp5 juta, harga jual produk Rp100.000, dan biaya variabel per unit Rp60.000, maka BEP-nya adalah 125 unit. Ini berarti kamu harus menjual minimal 125 unit agar bisnis tidak merugi. Jika penjualan belum mencapai angka ini, artinya bisnis masih dalam tahap menutup modal dan belum menghasilkan keuntungan.
Memahami rumus keuangan ini bisa membantu kamu mengambil keputusan bisnis dengan lebih percaya diri, mendeteksi masalah lebih cepat, serta merencanakan strategi agar bisnis semakin menguntungkan. Dengan pengelolaan keuangan yang baik, bisnismu tidak hanya sekadar berjalan, tetapi juga bisa bertumbuh dan bertahan dalam persaingan. Jadi, apakah sobat BasBis sudah menerapkan rumus-rumus ini dalam bisnismu? Jika belum, yuk mulai sekarang supaya bisnis makin cuan dan stabil!
Jika artikel ini bermanfaat, silahkan share ke rekan-rekan pebisnis lainnya ya dan follow Instagram @bahasabisnis.id untuk infirmasi lebih lanjut seputar bisnis!
Salam bahasa bisnis,
Az Zahra Safira Devi
Leave a Comment