
#BahasBisnis 101 – EBITDA
Pernah dengar istilah EBITDA tapi masih bingung artinya? Tenang, Anda nggak sendirian! Banyak pebisnis pemula juga belum familiar dengan istilah ini. Yuk, kita bahas bareng-bareng dengan gaya santai ala #BahasaBisnis101.
EBITDA adalah singkatan dari Earnings Before Interest, Taxes, Depreciation, and Amortization. Dalam bahasa Indonesia, artinya laba sebelum bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi. Metrik ini digunakan untuk mengukur kinerja operasional inti bisnis, tanpa dipengaruhi oleh struktur pendanaan, pajak, atau penyusutan aset.
Misalnya Anda punya bisnis dengan pendapatan bersih sebesar Rp500 juta. Tapi di situ juga ada biaya bunga Rp50 juta, pajak Rp40 juta, serta depresiasi dan amortisasi Rp60 juta. Maka cara menghitung EBITDA-nya adalah:
EBITDA = Rp500 juta + Rp50 juta + Rp40 juta + Rp60 juta = Rp650 juta
Jadi, angka EBITDA ini memberikan gambaran seberapa besar keuntungan operasional murni bisnis Anda — tanpa campur tangan biaya lain-lain yang bisa bikin perhitungan jadi bias.
Lalu, kenapa EBITDA penting?
Karena ini bisa membantu Anda:
- Menilai kinerja operasional yang sebenarnya
- Membandingkan bisnis Anda dengan bisnis lain, meskipun struktur pembiayaan atau pajaknya berbeda
- Mendapat gambaran kasar tentang arus kas operasional, walau bukan perhitungan kas secara langsung
Tapi perlu diingat ya, EBITDA bukan segalanya. Ini bukan pengganti laporan keuangan yang lengkap. EBITDA nggak mencakup pengeluaran non-operasional seperti utang, pajak, atau investasi. Jadi kalau Anda mau ambil keputusan penting, pastikan gabungkan juga dengan metrik lain seperti ROI, margin laba, atau laporan arus kas yang komprehensif.
Nah, sekarang Anda udah kenal kan sama EBITDA? Jadi kalau lagi ngobrol soal keuangan bisnis, Anda bisa lebih paham dan percaya diri!
Jika artikel ini bermanfaat, silahkan share ke rekan-rekan pebisnis lainnya ya dan follow Instagram @bahasabisnis.id untuk informasi lebih lanjut seputar bisnis!
Salam bahasa bisnis,
Az Zahra Safira Devi
Leave a Comment