Kegiatan Penumbuhan Kewirausahaan Melalui Alternatif Pembiayaan
Founder Bahasa Bisnis Edhy Surbakty S.E., M.B.A., Ak., CA., CPA., menjadi narasumber dalam rangka peningkatan kapasitas wirausaha di Kabupaten Majalengka. Kementerian Koperasi dan UKM menyelenggarakan kegiatan Penumbuhan Kewirausahaan Melalui Alternatif Pembiayaan pada hari Jumat 25 November hingga Sabtu 26 November 2022 pukul 08.00 hingga selesai di Fitra Hotel Majalengka.
Materinya mulai dari strategi harga hingga keuangan untuk UMKM yaitu:
Strategi Harga
- Pola Pikir Utama
Dalam membangun keuangan untuk usaha kecil ada 5 hal yang perlu diperhatikan dan terkadang banyak UMKM yang melakukan kesalahan dalam 5 hal ini, yaitu :
1. Pisahkan uang pribadi dengan uang usaha
Kegiatan ini dilakukan agar memudahkan kita untuk menghitung berapa pemasukan dan pengeluaran di dalam usaha kita terkadang kurang diperhatikan para pelaku UMKM, contohnya banyak yang mengeluhkan bahwa uang yang diperhitungkan tidak sama dengan uang yang ada saat ini.
Hal ini terjadi karena para pelaku UMKM tidak memisahkan keuangan pribadi dengan keuangan usahanya, sehingga terkadang uang usaha digunakan untuk keperluan pribadi tanpa dilakukan pencatatan. Untuk memisahkan uang pribadi dengan uang usaha, kita dapat membuat 2 rekening yang berbeda untuk pribadi dan untuk usaha, sehingga memudahkan kita untuk memisahkan kedua hal tersebut.
2. Pertama pasar, baru produk.
Hal ini perlu dilakukan sebelum menjual suatu produk, dimana kita perlu melakukan analisis terlebih dahulu. Contohnya adalah ketika kita merasa kita bisa membuat kue, kita buat 3 jenis kue dan diberikan ke beberapa daerah untuk kita analisis. Jenis yang paling cepat habis berarti adalah jenis yang akan kita jual, walaupun sebenarnya kita merasa jenis yang lain lebih enak, namun permintaan pasar lah yang akan digunakan untuk analisa kita.
Tak cuma itu saja, kita juga perlu tahu target pasar mana yang akan kita banyak penjualan disana. Oleh karena itu perlu dilakukan analisa seperti melakukan penjualan di area yang berbeda. Area dengan penjualan terbanyak akan menjadi prioritas kita untuk melakukan penjualan yang lebih besar dibanding area lainnya.
3. Catat dan analisa.
Hal ini diperlukan untuk menentukan keputusan dari usaha kita. Kita perlu melakukan pencatatan baik untuk penjualan, pembelian bahkan piutang di dalam usaha kita. Tak lupa juga kita perlu melakukan pencatatan prive (penggunaan uang usaha untuk keperluan pribadi). Tak lupa juga kita perlu menganalisa apa yang menjadi kebutuhan usaha, jangan terlena dengan diskon yang ditawarkan. Contohnya ketika kita adalah seorang pengusaha kue dan saat kita berkunjung ke toko elektronik, kita melihat ada diskon mixer sebesar 30%.
Apakah kita akan membelinya? Apakah ini merupakan kebutuhan atau keinginan? Pertanyaan ini pastinya harus dipertanyakan saat kita hendak membeli barang tersebut dan jawabannya pasti hanya kita yang bisa memutuskan. Tidak ada permasalahan dalam jawaban membeli atau tidak, namun ketika kita sudah memiliki mixer yang cukup untuk pembuatan kue kita, kita tak harus membelinya karena hal itu akan masuk ke dalam kategori keinginan saja.
Namun, ketika kita membutuhkannya agar pembuatan produk kita lebih cepat, maka kita dapat membelinya sebagai kebutuhan usaha. Begitu juga halnya dengan piutang, jangan terlalu banyak membuat piutang kepada pelanggan. Kita perlu mengetahui pelanggan mana yang bisa diberikan piutang dan mana yang tidak, karena ketika kita banyak memegang piutang, maka kita tidak ada pegangan kas untuk kebutuhan mendadak seperti pembayaran listrik, air, dll. Oleh karena itu, pelanggan yang dapat diberikan piutang adalah pelanggan yang membayar piutang dengan tepat waktu dan yang melakukan pengembalian dengan waktu yang singkat.
4. Jangan lupa gaji
Terkadang pelaku UMKM suka melupakan penggajian dirinya sendiri karena menganggap bahwa usaha tersebut adalah miliknya sendiri, sehingga dirinya selaku pemilik dari usaha tersebut tidak perlu mendapatkan gaji.
Pemikiran tersebut adalah pemikiran yang salah, karena walaupun pemilik dari usaha sekaligus harus tetap digaji sebagai penghargaan buat diri sendiri atas kerja keras yang dilakukan. Ketika kita tidak menggaji diri sendiri, maka kita seakan-akan melakukan kerja rodi di dalam usaha kita sendiri.
Selain untuk penghargaan, hal ini memudahkan kita untuk mengatur keuangan di kedepannya. Misalnya dulunya kita yang membuat kue seorang diri, namun karena usaha kue berkembang, maka kita harus mempekerjakan orang lain. Kalau kita tidak menggaji diri sendiri, maka kita akan kesusahan untuk mengatur keuangan dalam hal menggaji orang tersebut. Namun ketika kita sudah menerapkan konsep menggaji diri sendiri, maka bagian roti yang dahulunya kita buat bisa dibagikan kepadanya sebagai upahnya.
5. Modal dan utang
Modal dan utang adalah hal yang perlu diperhatikan selanjutnya oleh para pelaku UMKM. Modal adalah harta pemilik usaha yang digunakan untuk usahanya. Namun, terkadang modal dari pemilik usaha saja tidak cukup untuk membangun suatu usaha, sehingga kita memerlukan utang dari pihak lain, contohnya adalah bank.
Namun dalam hal utang, disarankan dalam membangun usaha pemula jangan menggunakan pinjaman terlebih dahulu. Kita dapat menggunakan pinjaman ketika kita merasa bahwa usaha kita sudah menghasilkan dan dapat membayar pinjaman yang diberikan. Oleh karena itu, disarankan untuk yang baru membuka usaha menggunakan modal sendiri dan melakukannya kecil-kecilan terlebih dahulu untuk mengurangi resiko kerugian.
- Menentukan Harga
Menentukan harga adalah hal yang paling bimbang dilakukan oleh para pelaku UMKM. Terkadang kita merasa takut produk yang kita jual kemahalan dan takut ketika kita menjual produk dengan harga yang terlalu murah, sehingga kita tidak mendapatkan keuntungan. Harga itu tergantung posisi kita di pasar.
Oleh karena itu, kita perlu melakukan analisis mengenai harga produk tersebut. Contohnya ketika kita adalah seorang pemilik usaha baju, kita membuat 3 baju dengan kualitas, desain dan bentuk yang sama, namun dengan harga yang berbeda. Misalnya baju A (Rp.45,000), baju B (Rp.35,000), dan baju C (Rp.25,000). Jika pelanggan banyak yang membeli baju B, maka harga untuk baju tersebut adalah Rp.35,000.
- Keuangan Untuk UMKM
Di dalam pencatatan pelaporan, ada yang namanya persamaan akuntansi. Rumus dari persamaan akuntansi sendiri adalah apa yang kita punya sama dengan berasal darimana apa yang kita punya. Contohnya adalah ketika usaha kita memiliki uang kas, itu kita perlu tahu asal dari uang kas tersebut, seperti dari modal atau dari pinjaman pihak lain. Begitu juga dengan barang dagangan yang kita miliki, kita harus mengetahui barang dagangan tersebut berasal darimana, contohnya dari supplier. Ada beberapa contoh soal yang diberikan mengenai kasus yang sering terjadi di keseharian usaha UMKM, seperti penyetoran modal, pembelian, penjualan, melakukan pinjaman dan pemakaian prive.
Laporan keuangan sendiri merupakan laporan yang memberikan ringkasan informasi bisnis kepada pihak yang berkepentingan. Di dalam laporan keuangan ada beberapa bagiannya, yaitu Laporan Laba Rugi, Laporan Arus Kas, Laporan Perubahan Modal, Neraca, dan Catatan Atas Laporan Keuangan.
Namun, yang UMKM sering gunakan adalah laporan laba rugi yang merupakan ringkasan atas pendapatan dan beban di periode tertentu, laporan arus kas yang merupakan ringkasan dari pengeluaran dan pemasukan uang tunai dalam periode tertentu, dan neraca yang merupakan list dari harta, kewajiban dan modal dalam waktu tertentu. Neraca juga yang akan menjawab seberapa besar bisnis yang kita miliki. Setelah itu, ada kertas kerja yang dapat dikerjakan oleh UMKM dengan kasus yang mirip dengan yang telah diajarkan dan terjadi di keseharian pelaku UMKM dalam menjalankan usahanya.
Kegiatan ini mendukung pengembangan UMKM khususnya di wilayah Majalengka. Perlunya bijak dalam mengelola keuangan khususnya untuk usaha. Maju terus UMKM! #UMKMNaikKelas
Salam,
Bahasa Bisnis.
Script: Firman, Gabby, Caroline
Editor: Shafira Destiana
Leave a Comment